Tulisan saya di media online monitor.co.id


MONITOR, Tangerang Selatan -Memasuki minggu awal semester dua ini, sejumlah sekolah kembali bergeliat dengan segala aktivitas mendidik dan mencerdaskan anak murid. Pelbagai program disiapkan untuk memacu kreatifitas siswa. Selain itu, penguatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah juga terus digaungkan dalam bentuk program-program pembelajaran.

Mengambil tajuk “kelas inspirasi”, sekolah SMP Al Fath BSD Tangerang Selatan membuat program pembelajaran yang berjejaring dengan para pekerja profesional. Agar siswa tidak jenuh berfokus pada materi pelajaran, diundanglah beberapa orang yang profesional di bidangnya masing-masing. Untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang selama ini mereka geluti.

Sejumlah ahli itu di antaranya : dokter spesialis bedah syaraf, ahli konstruksi bangunan, arsiterktur, jurnalis, sutradara film dan yang sedang direncankan untuk pertemuan selanjutnya adalah ahli dari Badan Narkotika Naional (BNN).

Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa betul-betul terinspirasi dari para narasumber yang memaparkan apa saja yang dipelajari untuk menunjang kesuksesan bidang yang mereka jalani. Pemaparan materi yang tidak formalistik juga membuat siswa antusias mengikuti kegiatan ini. Tantangan-tantangan yang dihadapi para pakar ini di era teknologi seperti sekarang menjadi pertanyaaan menarik yang dilontarkan oleh para siswa.

Ajeng, direktur sekolah Al- Fath yang juga pakar pengembangan kurikulum pendidikan menuturkan : “kegiatan ini perlu terus dikembangkan, kegiatan yang sudah berlangsung dari semester satu ini akan dilanjutkan di semester dua”.

“Kelas Inspirasi ini diinisiasi oleh OSIS, guru-guru dan bekerja sama dengan forum Parent Teacher Association (PTA) atau biasa dikenal komite sekolah”. Ujarnya kepada MONITOR.

Lutfi Herdiansyah, salah seorang narasumber dalam kelas inspirasi itu mengungkapkan bahwa dirinya merasa bangga bisa berbagi ilmu dengan OSIS SMP AL-Fath BSD yang sudah mengundangnya. “Saya senang dan bangga, baru pertama kali menjadi pembicara di depan audiens yang notabene siswa SMP”, ucap dokter spesialis bedah syaraf itu.

“Saya tidak menyangka, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari para siswa kekinian banget, selain itu kritis dan aktif.” Lanjut dokter yang mendapat gelar spesialis bedah syaraf dari kampus UI.

Sementara itu, Teti Aisyah, yang berprofesi sebagai HR manager Batutua Tembaga Raya juga menjelaskan hal yang sama, “saya pikir anak-anak tidak mendengarkan penjelasan saya, ternyata saya salah, buktinya, begitu dikasih kesempatan bertanya, mereka langsung tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, banyak sekali yang ingin bertanya,” ucapnya.

Ari Mahfudin, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mengatakan, “komunikasi antara sekolah dan orangtua perlu terus dijalin. Karena, pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi peran serta wali murid dalam membimbing anak-anak sangat dibutuhkan, kerja sama OSIS, guru dan orangtua dalam meyelenggarakan kegiatan “kelas inspirasi” ini bentuk komunikasi yang baik”.

“Saya jadi tahu, materi geometri berguna sekali kalau kita ingin menjadi seorang arsitek”, kata Fian, yang sekarang mantan ketua OSIS.

Tanggapan orangtua senada, diwakili oleh ketua forum komite sekolah, “kami sebagai wali murid tentu berharap anak-anak kami di samping memiliki prestasi yang gemilang, tapi juga berkarakter kuat”, tutur Tety, ketua Parent Teacher Association (PTA) SMP AL- Fath BSD Tangerang Selatan.

“Dalam kegiatan “kelas inspirasi” ini, saya juga turut mendampingi, nampak pemaparan yang menarik dari pembicara, contohnya; nara sumber menjelaskan, bahwa temuan-temuan inovatif perlu, tetapi, mesti dibarengi dengan sikap positif agar temuan itu lebih berdaya guna,” sambung ketua komite sekolah itu.

Akhirnya, di dalam dunia pendidikan memang diperlukan inovasi-inovasi model pembelajaran terbaru. Siswa dihadapkan pada penerapan nyata dari apa yang selama ini mereka pelajari. Jadi, belajar lebih bermakna, ilmu pengetahuan menjadi berdaya guna.