politik
Kita mungkin pernah menengar ungkapan "jika suatu negeri dipimpin oleh orang yang tidak amanah maka tinggal tunggu kehancuranya". Pemilu legislatif 2009 tinggal sekitar tiga bulan lagi. Masyarakat kita nampaknya tengah dilanda euforia demokrasi yang menurut saya agak berlebihan. Betapa tidak, di beberapa kota banyak sekali kita jumpai stiker, poster, spanduk, dan lain sebagainya yang sejenisnya berisi wajah para calon anggota legislatif dan gambar partai yang mengusungnya, terpampang di berbagai tempat; angkot, pinggir jalan, pohon, tiang listrik dan lain sebagainya.
Agar tidak merusak pemandangan, kenapa tidak ditegaskan saja oleh KPU tempat-tempat mana saja yang diperbolehkan untuk memasang berbagai jenis iklan tersebut. Seandainya ditempatkan di tempat yang memang telah disediakan bukankah akan terlihat lebih rapih, bahkan merangsang masyarakat untuk melihat bahkan membaca sendiri apa isinya?
Namun apa yang terjadi di negeri ini? bukan hanya di kota-kota besar melainkan di pelosok-pelosok desa berbagai bentuk iklan politik bisa kita jumpai dan terpampang di sembarang tempat yang terlihat sangat tidak indah.
Dan kemudian inilah yang membuat saya berfikir, apakah memang ini gambaran negeri ini? atau ini cermin dari para calon pemimpin kita yang tidak rapih dalam berbagai hal? mudah-mudahan tidak!! Tapi apapun itu, ini sangat memprihatinkan....
Ini bukan pendidikan politik, justeru ini pembodohan politik. Bentuk pengabdian kepada rakyat tidak harus menjadi anggota legislatif, tidak harus menjadi presiden, tidak harus menjadi bupati, tidak harus menjadi walikota, tidak harus menjadi gubernur, tidak harus dalam bentuk kekuasaan atau kepemilikan kewenangan. Atau kalaupun harus seperti itu, sebelum menjadi anggota legislatif, sebelum menjadi presiden, sebelum menjadi gubernur, sebelum menjadi walikota, sebelum menjadi bupati dan lain sebagainya, tunjukkanlah bahwa anda memang abdi rakyat dengan berbagai bentuk pengabdian. Dengan begitu, tanpa harus memasang iklan gambar wajah anda, tanpa harus memikirkan kata-kata apa yang harus tertera pada poster anda, kalau memang anda adalah abdi rakyat maka rakyat dipastikan akan memilih anda.
Dalam salah satu episode acara kickandy, pernah menghadirkan salah seorang dokter yang bertempat tinggal di Papua. Tanpa mengenal lelah dia bekerja sesuai profesinya meskipun dengan alat-alat seadanya yang bahkan bukan alat standar dalam dunia kedokteran. Ketulusan hatinya melayani masyarakat bukan hanya membuat dia dikagumi melainkan dipercaya oleh masyarakat. Pada saatnya dia mencalonkan diri menjadi salah satu anggota legislatif, diapun jadi dengan diusung oleh salah satu partai.
Dan ingatkah anda??? terutama yang baragama islam, kisah Nabi Muhammad; Suatu ketika masyarakat kota Mekkah mengadakan semacam sayembara, siapa yang sholat malam yang pertama kali maka ialah yang akan memasangkan hajar aswad. Dan Muhammadlah yang seharusnya berhak untuk memasangkan hajar aswad tersebut. Tapi kemudian apa yang dilakukannya? Agar tidak terjadi kesenjangan, Nabi meminta kepada para kepala suku atau kabilah yang pada waktu itu ada di sana untuk bersama-sama mengangkat hajar aswad untuk dipasangkan di tempatnya semula. Tanpa diminta, Nabi mendapatkan gelar Al-Amin (yang terpercaya). Demikianlah pengabdian, tidak dibuat-buat, tidak dimanipulasi dan tidak dengan keterpaksaan. Semua dilakukan dengan ketulusan, keikhlasan dan proporsional. Tanpa harus diminta dengan sendirinya masyarakat akan percaya.
Satu hal lagi, saya sangat ingin tahu. Terutama yang beragama islam tentunya, seberapa kuatkah keteguhan hati para politisi kita? tanpa bermaksud mencampuri urusan pribadi anda dengan Tuhan, sebagai politisi dan sebagai hamba Tuhan juga tentunya..seberapa maksimalkah anda menjalankan kewajiban sholat? paling tidak, apakah lima waktu sholat sudah dijalankan secara lengkap? bukan bermaksud su'udzon, masalahnya jikalau anda tidak mampu menjalankan amanat Tuhan maka bagaimana mungkin anda akan bisa menjalankan amanat rakyat dengan baik???
Tulisan ini dibuat bukan bermaksud apapun, ini hanyalah keresahan hati yang sudah hampir hilang kepercayaan terhadap partai politik dari saya yang juga sebagai warga negara yang mengharapkan kebijakan dan kearifan serta kejujuran dari para calon pemimpin bangsa....
Agar tidak merusak pemandangan, kenapa tidak ditegaskan saja oleh KPU tempat-tempat mana saja yang diperbolehkan untuk memasang berbagai jenis iklan tersebut. Seandainya ditempatkan di tempat yang memang telah disediakan bukankah akan terlihat lebih rapih, bahkan merangsang masyarakat untuk melihat bahkan membaca sendiri apa isinya?
Namun apa yang terjadi di negeri ini? bukan hanya di kota-kota besar melainkan di pelosok-pelosok desa berbagai bentuk iklan politik bisa kita jumpai dan terpampang di sembarang tempat yang terlihat sangat tidak indah.
Dan kemudian inilah yang membuat saya berfikir, apakah memang ini gambaran negeri ini? atau ini cermin dari para calon pemimpin kita yang tidak rapih dalam berbagai hal? mudah-mudahan tidak!! Tapi apapun itu, ini sangat memprihatinkan....
Ini bukan pendidikan politik, justeru ini pembodohan politik. Bentuk pengabdian kepada rakyat tidak harus menjadi anggota legislatif, tidak harus menjadi presiden, tidak harus menjadi bupati, tidak harus menjadi walikota, tidak harus menjadi gubernur, tidak harus dalam bentuk kekuasaan atau kepemilikan kewenangan. Atau kalaupun harus seperti itu, sebelum menjadi anggota legislatif, sebelum menjadi presiden, sebelum menjadi gubernur, sebelum menjadi walikota, sebelum menjadi bupati dan lain sebagainya, tunjukkanlah bahwa anda memang abdi rakyat dengan berbagai bentuk pengabdian. Dengan begitu, tanpa harus memasang iklan gambar wajah anda, tanpa harus memikirkan kata-kata apa yang harus tertera pada poster anda, kalau memang anda adalah abdi rakyat maka rakyat dipastikan akan memilih anda.
Dalam salah satu episode acara kickandy, pernah menghadirkan salah seorang dokter yang bertempat tinggal di Papua. Tanpa mengenal lelah dia bekerja sesuai profesinya meskipun dengan alat-alat seadanya yang bahkan bukan alat standar dalam dunia kedokteran. Ketulusan hatinya melayani masyarakat bukan hanya membuat dia dikagumi melainkan dipercaya oleh masyarakat. Pada saatnya dia mencalonkan diri menjadi salah satu anggota legislatif, diapun jadi dengan diusung oleh salah satu partai.
Dan ingatkah anda??? terutama yang baragama islam, kisah Nabi Muhammad; Suatu ketika masyarakat kota Mekkah mengadakan semacam sayembara, siapa yang sholat malam yang pertama kali maka ialah yang akan memasangkan hajar aswad. Dan Muhammadlah yang seharusnya berhak untuk memasangkan hajar aswad tersebut. Tapi kemudian apa yang dilakukannya? Agar tidak terjadi kesenjangan, Nabi meminta kepada para kepala suku atau kabilah yang pada waktu itu ada di sana untuk bersama-sama mengangkat hajar aswad untuk dipasangkan di tempatnya semula. Tanpa diminta, Nabi mendapatkan gelar Al-Amin (yang terpercaya). Demikianlah pengabdian, tidak dibuat-buat, tidak dimanipulasi dan tidak dengan keterpaksaan. Semua dilakukan dengan ketulusan, keikhlasan dan proporsional. Tanpa harus diminta dengan sendirinya masyarakat akan percaya.
Satu hal lagi, saya sangat ingin tahu. Terutama yang beragama islam tentunya, seberapa kuatkah keteguhan hati para politisi kita? tanpa bermaksud mencampuri urusan pribadi anda dengan Tuhan, sebagai politisi dan sebagai hamba Tuhan juga tentunya..seberapa maksimalkah anda menjalankan kewajiban sholat? paling tidak, apakah lima waktu sholat sudah dijalankan secara lengkap? bukan bermaksud su'udzon, masalahnya jikalau anda tidak mampu menjalankan amanat Tuhan maka bagaimana mungkin anda akan bisa menjalankan amanat rakyat dengan baik???
Tulisan ini dibuat bukan bermaksud apapun, ini hanyalah keresahan hati yang sudah hampir hilang kepercayaan terhadap partai politik dari saya yang juga sebagai warga negara yang mengharapkan kebijakan dan kearifan serta kejujuran dari para calon pemimpin bangsa....
0 Comments